Klub sepak bola Jerman Mainz 05 telah memutuskan kontrak Anwar El Ghazi atas postingan media sosial terkait konflik Israel-Palestina.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Mainz mengatakan bahwa kesepakatan El Ghazi telah berakhir karena “komentar dan postingan dari pemain di media sosial” tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
El Ghazi, 28, sebelumnya diskors oleh klub karena postingannya tentang konflik di Timur Tengah telah dihapus, namun diizinkan kembali berlatih awal pekan ini.
“Pertahankan apa yang benar, meskipun itu berarti berdiri sendiri,” kata El Ghazi dalam postingan media sosial setelah pemecatannya.
“Hilangnya mata pencaharian saya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan penderitaan yang menimpa orang-orang yang tidak bersalah dan rentan di Gaza,” katanya.
— Anwar El Ghazi (@elghazi1995) 3 November 2023
Dalam postingan media sosialnya pada tanggal 27 Oktober, ia mengklarifikasi bahwa “sejauh pernyataan saya sebelumnya di media sosial telah disalahpahami, saya ingin menjelaskan bahwa saya mendukung perdamaian dan kemanusiaan untuk semua”.
Mainz mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mencabut skorsing tersebut dan memberinya kesempatan kedua, dengan mengatakan bahwa dia berbicara menentang segala jenis terorisme, termasuk dari Hamas, dan juga tidak mempertanyakan hak Israel untuk hidup.
Namun, dalam postingan media sosial selanjutnya pada hari Rabu, El Ghazi mengindikasikan bahwa klub telah mengeluarkan pernyataannya tanpa izinnya.
“Saya tidak menyesali atau menyesali posisi saya,” tulis pemain itu. “Saya tidak menjauhkan diri dari apa yang saya katakan dan saya berdiri, hari ini dan selalu sampai nafas terakhir saya, demi kemanusiaan dan kaum tertindas.”
Dia mengunggah pernyataan lain yang mengutuk “pembunuhan semua warga sipil tak berdosa di Palestina dan Israel”.
“Tidak akan pernah ada pembenaran apapun atas pembunuhan lebih dari 3.500 anak-anak di Gaza dalam tiga minggu terakhir….Saya dan kita sebagai seluruh dunia tidak bisa tinggal diam. Kita harus menyerukan diakhirinya pembunuhan di Gaza sekarang,” tambah postingan tersebut.
Sebelum pemecatan El Ghazi pada hari Jumat, jaksa penuntut Jerman menuduhnya “mengganggu perdamaian publik dengan memaafkan tindakan kriminal yang disertai hasutan kebencian” melalui postingan media sosialnya.