Pelacur Afrika Selatan Bongi Mbonambi telah diizinkan bermain di final Piala Dunia Rugbi, kata World Rugby, setelah tidak ditemukan cukup bukti untuk menindaklanjuti tuduhan pemain sayap Inggris Tom Curry bahwa ia mengalami pelecehan rasial.
Mbonambi, satu-satunya pelacur spesialis di skuad Springbok saat mereka bersiap menghadapi Selandia Baru di Paris pada hari Sabtu, diselidiki setelah Curry melontarkan tuduhan tersebut pada paruh pertama semifinal akhir pekan lalu, yang dimenangkan Afrika Selatan 16-15.
World Rugby kemudian diminta mengulas kejadian serupa pada pertandingan kedua tim di London tahun lalu.
“Setiap tuduhan diskriminasi ditanggapi dengan sangat serius oleh World Rugby,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
“Setelah mempertimbangkan semua bukti yang ada, termasuk rekaman pertandingan, audio, dan bukti dari kedua tim, badan pengatur pertandingan telah memutuskan bahwa saat ini tidak ada cukup bukti untuk melanjutkan tuntutan.
Oleh karena itu, masalah ini dianggap selesai kecuali ada bukti tambahan yang terungkap.
World Rugby menambahkan bahwa mereka menerima bahwa Curry membuat tuduhan tersebut dengan itikad baik, “dan tidak ada kesan bahwa tuduhan tersebut sengaja dibuat salah atau jahat”.
Persatuan Sepak Bola Rugbi Inggris (RFU) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “sangat kecewa” dengan keputusan untuk tidak mengadakan sidang formal.
“Keputusan untuk tidak mengajukan bukti ke hadapan Panel Disiplin Independen telah menolak kesempatan proses disipliner untuk mendengarkan suara Tom Curry dan menilai secara independen penjelasannya mengenai peristiwa serius ini, bersama dengan bukti lain yang tersedia,” kata pernyataan itu.
RFU mengklaim Curry, 25, menjadi sasaran pelecehan yang sama dari Mbonambi dalam kemenangan 27-13 Springboks atas Inggris di Twickenham November lalu.
Curry juga menghadapi banyak pelecehan online sejak melontarkan tuduhan tersebut.
“World Rugby juga prihatin dengan penyalahgunaan media sosial yang dialami kedua pemain minggu ini,” tambah badan pengelola tersebut. “Tidak ada tempat di rugby atau masyarakat untuk diskriminasi, pelecehan atau perkataan yang mendorong kebencian, dan World Rugby mendesak para penggemar untuk merangkul nilai-nilai olahraga ini yaitu rasa hormat, integritas dan solidaritas.”
Kapten Springbok Siya Kolisi mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa dia telah menghubungi Curry.
“Saya sudah berbicara dengannya,” kata Kolisi. “Kita bisa menerimanya [online abuse] sebagai pemain jika menyangkut Anda secara langsung, tetapi jika itu adalah keluarga Anda, itu sulit. Kami saling mendukung, saya turut prihatin terhadap keluarganya dan saya berharap hal itu berhenti.”